Rabu, 13 April 2011

Aa gym (the untold story)


Tentang DT dan AA Gym
Berita terbaik bagi seorang jurnalis atau penulis adalah berita dari pengalaman langsung yang dialaminya. Pengalaman langsung inipun penulis alami berkaitan dengan ponpesnya Aa Gym yakni Daarut tauhiid.
Awalnya DT
Aku tak akan bicara tentang tanggal dan tempat. Aku akan bicara tentang perjalanan ghirah islam dari seseorang bernama Abdullah Gymnastiar.  Masa-masa awal pembangunan pesantren adalah masa penuh cita rasa keimanan, mujahadah, mahabbah, militansi, ghirah perjuangan. Subhanallah. Inilah kisah kenangan dari para mantan santri generasi awal. Masih teringat ketika itu para santri memasak nasi dengan menggunakan kaleng bekas. Atau kisah pendisiplinan berupa direndam dalam drum. Dan semua dinamika itu menjadi kisah manis dalam ma’rifatullah, mahabbatullah, menuju tercapainya qolbun salim. Dan semuanya tinggal kenangan.
Era 2000an
Semuanya hanya tinggal kenangan ketika kemudian ketenaran, simpati, dukungan, sokongan, meluasnya interaksi dengan berbagai kalangan seakan telah mengubah pola pikir Aa Gym. Aa Gym sendiri telah berkata kepada para santri yakni bahwa pola pikirnya tentang dakwah memang telah berubah semenjak tahun 2000. Entah apa yang terjadi pada tahun itu. Namun yang jelas Aa Gym berpandangan bahwa dakwah harus diperluas dengan memanfaatkan segala kekuatan dan merangkul segala kalangan. Karenanya secara tidak langsung sejak tahun tersebut beliau meninggalkan fungsi teknis didalam pesantren dan hanya menjadi simbol saja. Aa Gym memilih sibuk ceramah dan bergaul sana sini khususnya dengan kalangan elitis karena mungkin dianggapnya mereka orang-orang yang mempunyai kekuatan. Sehingga nyaris tiada waktu lowong kecuali saat tidurnya. Pengurusan pesantren diserahkan pada orang-orang dekatnya yang ternyata bukanlah orang-orang yang punya ghirah keislaman yang kokoh. Sebagian pengurus adalah mantan eksekutif diperusahaan besar. Akibatnya pesantren dipolakan ibarat sebuah perusahaan. Setiap departemen ada target pemasukan. Tujuan dan cara pendidikanpun makin tidak jelas. Bahkan pernah terjadi suatu program kesantrian yang dinamakan Santri Siap Guna yg dulunya menjadi tenar karena aksi-aksi amr ma’ruf nahy munkar, nyaris dibubarkan para elit pengurus yayasan karena mungkin tidak profit. Beruntung Aa Gym yang mengetahui hal ini mencegah pembubarannya. Selain itu persoalan internalpun kerap terjadi.
Ketika penulis menjadi santri, awalnya datang dengan husnudzan bahwa di pesantren ini akan menemukan ghirah perjuangan yang semakin menumbuhkan keimanan. Ternyata, hambar saja. Ajaran islam yang disampaikan tidak jelas ujung pangkalnya. Salah satu biang penyebabnya adalah keinginan agar DT dapat diterima semua orang.  DT mengalami kekacauan memilih segmen. Alih alih disukai banyak orang, yang terjadi adalah kehilangan dukungan orang-orang yang berghirah islam tinggi. Tak sedikit para ustadz generasi awal yang meninggalkan DT karena berbagai alasan. Adapun mereka yang kemudian mendekat, tinggallah kaum ammah yg hanya setia menjadi pendengar atau bahkan pencari penghidupan. Lalu ketika digerakkan, malas dan tersendat-sendat. Namun memang sosok Aa Gym adalah sosok sapu jagat yang dapat menyelesaikan masalah-masalah pesantren. Aa Gym tinggal ngomong, dan masalahpun selesai. Itu ketika peristiwa poligami belum muncul dan menjadi tsunaminya DT.
Era baru DT
Ini masa ketika peristiwa poligami terkuak. Publik terhenyak dan kecewa. Sebenarnya kecewanya sebagian besar fans AaGym menunjukkan bahwa inilah hasil dakwah beliau sejak berpola pikir baru tersebut(thn 2000an). Para mustami dan simpatisannya  adalah kalangan yang lebih terikat pada figuritas AaGym sendiri. Akibatnya, segala simbol DT dan AaGym menjadi sesuatu yg tidak disukai. Pengunjung jamaah ke pesantren menurun drastis. Perjanjian-perjanjian bisnis banyak yang dibatalkan. Karyawanpun sebagian besar harus di PHK. Perusahaan MQ milik AaGym mengalami persoalan serius. Lalu AaGym dan DTnya seakan jatuh ke titik minus. Dalam ceramah-ceramah berikutnya setelah peristiwa ini, Aa berulang kali mengungkapkan penyesalannya atas era pola pikir baru yang dipilihnya. Tentunya bukan menyesal sudah poligami.
Sampai sini sepertinya Aa gym dan DT telah belajar. Namun ini pelajaran yang sangat mahal. Sebagai sebuah konsekwensi kesalahan pemikiran dan pilihan.  Mudah-mudahan beliau dan lembaganya senantiasa diberi hidayah dan pertolongan untuk berada di jalan yang benar.
Tahun 2006 penulis sudah tidak lagi berada di DT. Hanya memantau dari media saja. Terakhir beritanya dari media adalah Aa Gym resmi bercerai dengan Teh Ninih. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Sampai sini penulis tak tahu apa hikmah perceraian ini bagi mereka dan bagi umat.
Sedikit nasihat dari analisa tentang penyebab kisah2 ini:
1.Hendaklah siapapun tidak memandang dirinya sebagai sesuatu yg istimewa yang menyebabkannya dirinya cenderung menutup diri terhadap masukan dan sering ngotot dengan pendapat diri sendiri.Dan sering pula orang yang memandang dirinya penting akan menjadi mudah tertipu oleh orang-orang yang penjilat.
2.Hendaknya siapapun mengutamakan tuntunan yang lurus. Dan tiadalah tuntunan lurus itu selain mengacu langsung kepada alquran dan sunnah. Dan dengarkanlah dengan sungguh-sungguh para ulama yang benar-benar menguasainya dan hidupnya LURUS sesuai tuntunan, yang menahan diri dari memperturutkan nafsu,yg tidak takut selain kepada allah.
3.Apa yg terjadi pada DT adalah sebuah sunatullah yang juga dapat terjadi pada muslimin lainnya yg memenuhi sebab2nya.
Mudah2an ada hikmah yg dapat hadirin dapatkan. Wallahu'alam bishawab.

1 komentar:

  1. Iya bro ane juga terhentak dengan peristiwa terakhir. Dulu DT yang sungguh dibanggakan sekarang berbalik 180 derajat. Pasti ada hikmah dibalik semua ini.

    BalasHapus

bismillah